Jembatan favorit untuk bunuh diri dan tanda cinta di Kupang


Bagi anda yang pernah tinggal atau mengunjungi Kota Kupang, Propinsi NTT, Jembatan Liliba pasti tak asing lagi. Ya, jembatan rangka baja sepanjang 135 meter yang menghubungkan berada di Jalan Piet A Tallo, Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang ini sepintas nampak seperti jembatan biasa.

Tetapi siapa sangka, Jembatan Liliba menjadi salah satu tempat favorit bunuh diri. Menurut data Satreskrim Polresta Kupang, sudah ada 5 orang korban meninggal akibat bunuh diri di Jembatan Liliba sepanjang tahun 2013-2015 saja. Sementara catatan awal kasus bunuh diri sudah mulai sejak tahun 2000-an.

Banyak alasan mengapa seseorang mengakihiri hidupnya di tempat ini. Ada yang bunuh diri karena masalah cinta. Ada juga yang bunuh diri karena frustasi dalam hidup.

Untuk mencegah aksi bunuh diri kembali terjadi di Jembatan Liliba, warga sekitar terpaksa memasang pelang yang bertuliskan, 'Dilarang bunuh diri di tempat ini. Cari tempat lain saja'.


Pelang yang dituliskan dengan tulisan tangan menggunakan spidol berukuran besar itu terpampang besar di ujung jembatan yang sering dijadikan tempat bunuh diri bagi warga Kota Kupang. Namun tidak diketahui siapa yang menuliskan larangan itu.

Dibalik cerita tragis ini, Jembatan Liliba juga mempunyai sisi romantisnya. Jembatan ini kerap menjadi saksi menyatakan cinta dan ikat janji dua insan manusia. Biasanya, pada saat perayaan Valentine Day, anak-anak muda mengabadikan tanda cinta mereka dengan gembok cinta yang dikuncikan pada jeruji pagar jembatan tersebut.

Sebelum Jembatan Liliba dibangun, belahan barat dan timur Kota Kupang hanya dihubungkan oleh satu jembatan yakni Jembatan Oesapa.

Pada tahun 1999, Jembatan Liliba mulai dibangun. Pekerjaan jembatan ini memakan waktu selama empat tahun lebih. Pada bulan Juli tahun 1994, Menteri Haryanto Danutirto meresmikan jembatan ini.





Comments

Popular posts from this blog

NTT miskin, masih maukah jadi PNS?

Gereja Ayam, simbol kebangkitan pribumi

Belajar laptop, cerita anak di perbatasan Timor Leste